Nama
: Nuraini
NPM : 25211335
Kelas : 4EB15
- Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan dari sebuah bisnis
kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang. Untuk melakukan itu, penting
bahwa semua karyawan dipapan dan bahwa kinerja mereka dan perilaku
berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Perilaku karyawan, bagaimanpun dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal diluar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu
menyadari faktor-faktor dan untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang
dapat sinyal masalah.
a) Budaya
Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan
dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, pelanggan dan
pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi mencakup sikap
manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan otonomi /
pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.
b) Ekonomi
Lokal
Melihat seorang karyawan dari
pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaan
yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan
perilaku mereka dan kinerja cermin itu. Disisi lain, saat-saat yang sulit dan
pengangguran yang tinggi, karyawan dapat menjadi takut dan cemas tentang
memegang pekerjaan mereka. Kecemasan ini mengarah pada kinerja yang lebih
rendah dan penyimpangan dalam penilaian.
c) Reputasi
Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang
bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi
perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang
atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu. Ini adalah kasus hidup sampai
harapan. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan
banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa
karena pelanggan dan pemasok berharap bahwa dari mereka.
2.
Saling Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak
kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu pelanggan, tenaga
kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh
karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders
dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja
dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang sering berperan untuk keberhasilan
dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah
lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Sebagai bagian dari
masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata
hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama
pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung
maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu
dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola
hubungan yang bersifat interaktif.
Etika bisnis merupakan
penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam
perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah
etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bisnis dengan masyarakat umum juga
memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa
hal antara lain adalah:
a.
Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan
langgananya adalah hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu
bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara baik. Adapun pergaulannya
dengan langganan ini dapat disebut disini misalnya saja :
·
Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit
untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
·
Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak
dapat mengetahui isi didalamnya,
·
Pemberian servis dan terutama garansi adalah
merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis.
b.
Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan
untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan
dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal
yakni : Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan
pangkat, Tranfer, demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan /
PHK (pemutusan hubungan kerja).
c.
Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan
yang satu dengan perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara
perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun
distributor.
d.
Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan
terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian informasi
yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon
investornya. prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai
terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
e.
Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama
pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial.
3.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Etika bisnis dalam suatu
perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam kegiatan
berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu
sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Tolak ukur dalam etika bisnis
adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan
standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau
buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi
orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis
perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri dan
tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan
teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,
menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang
berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar. Menumbuhkan sikap saling
percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama dan lain sebagainya.
4.
Perkembangan Dalam Etika Bisnis
Kegiatan perdagangan atau
bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis
dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis
, mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit
adanya hubungan antara etika dan bisnis.
5.
Etika Bisnis Dalam Akuntansi
Dalam menjalankan profesinya
seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama
kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan
tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk
berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat.
Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien,
pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau
mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika
sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi sebagai profesi
memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika
profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai
tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus
enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah
membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam
bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Dalam menciptakan
etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan hal
sebagai berikut :
·
Pengendalian
Diri
®
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun.
·
Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
®
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli
dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan
memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
·
Mempertahankan
Jati Diri
®
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
·
Menciptakan
Persaingan yang Sehat
®
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan
yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku
bisnis besar dan golongan menengah kebawah,
·
Menerapkan
Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
®
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan
keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan
keadaan dimasa datang.
·
Menghindari
Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,Kolusi dan komisi)
®
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap
seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan
korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis
ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
·
Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
®
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak
wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak
bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
·
Menumbuhkan
Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
®
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif”
harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan
golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini
kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah
waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan
berkiprah dalam dunia bisnis.
·
Konsekuen dan
Konsisten dengan Aturan main Bersama
®
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan
tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan
konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah
disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang
lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua
konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.
·
Memelihara
Kesepakatan
®
Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan
Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah
satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua
pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam
berbisnis.
·
Menuangkan ke
dalam Hukum Positif
®
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam
suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk
menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi”
terhadap pengusaha lama.
Situasi
atau benturan yang harus dihidari dalam dunia bisnis
a) Segala
konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing
(competitor). Contoh: Seorang karyawan disebuah perusahaan memiliki usaha
dibidang penyedian bahan baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha
menggantikan aktifitas pemasok lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari
usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia bekerja.
b) Segala
kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat
dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian
berlibur dengan anggota keluarganya.
c) Segala
hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan
keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh: Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya
untuk dapat menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati
tahapan recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
d) Segala
posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control
terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada
hubungan keluarga. Contoh: Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang
baik terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal
kinerja dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang
dilaporkan oleh manajer tersebut.
e) Segala
penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu
keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik
perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak
dibidang usaha yang sama.
Contoh Kasus/Artikel:
PANGKALAN KERINCI, JurnalRiau,Com-
Akibat persaingan kurang sehat pihak perusahaan kini melakukan berbagai cara
untuk merekrut tenaga kerja yang diiming-imingi kenaikan gaji.Berawal dari
kekecewaan dengan management PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), ratusan
karyawan di masing-masing departemen perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan
Kerinci mengancam bakal hengkang dari perusahaan dan hijrah Ke PT Indah Kiat.
Kekecewaan tersebut dikarenakan
perusahaan ini telah ingkar janji dengan para karyawan terkait bonus yang akan
diberikan. Dimana sebelumnya, para karyawan yang bekerja di PT RAPP diberikan
janji oleh pihak management dengan bonus kesejahteraan bila target perusahaan
tercapai. Namun meski target perusahaan telah tercapai empat bulan lewat, janji
perusahaan yang akan memberikan bonus pada karyawan tak kunjung terealisasi.
Alhasil, para karyawan yang merasa
dikecewakan berniat untuk hengkang dari perusahaan kayu milik Taipan Sukanto
Tanoto itu. Tak tanggung - tanggung, ada sekitar 80 persen karyawan dari
masing-masing departemen yang berencana akan hengkang ke PT Indah Kiat. Namun
niat para karyawan agak sedikit terhalang, pasalnya pihak perusahaan tak mau
melepaskan begitu saja para karyawannya.
Beberapa Top Management PT RAPP
seperti David Ceer, Timo Hakkinen, Elwan Jumandri dan Jhoni W Sida langsung
datang ke lokasi di Grand Hotel Pangkalan Kerinci, Sabtu (10/4) tempat beberapa
karyawan PT RAPP akan melakukan interview dengan PT. Indah Kiat.
Dari pantauan sendiri di lokasi
kejadian, memang beberapa orang dari pihak perusahaan berpakaian preman
terlihat mondar-mandir di lingkungan hotel. Salah seorang karyawan yang akan
diinterview oleh PT Indah Kiat di Pangkalan Kerinci dan wanti-wanti namanya
minta dirahasiakan mengakui kekhawatirannya. Pasalnya, dia bersama
kawan-kawannya melihat sendiri bahwa pihak perusahaan
PT. RAPP membawa security berpakaian
seragam dan bebas datang ke lokasi hotel."Jujur saja, kami ketakutan pak,
soalnya management membawa security satu truk dan preman untuk menjegal kami
agar tak jadi diinterview," pungkas salah satu karyawan yang enggan
disebut identitasnya.
Di lain sisi menanggapi hal ini
secara pribadi pihak Stokeholder Relations Manager PT.RAPP Wan Zak kepada
Jurnal Riau, Minggu petang (11/04/2010) mengatakan, bahwa hal itu tidak benar,
soal pengamcanam untuk hengkang sudah kedua kali. Dan untuk keluar dari
perusahaan karyawan tergantung kesepakatan Mou kontrak kerja sebelumnya. Jadi
tak segampang itu.
Adanya rumor interview oleh pihak
perusahaan pulp PT. Indah Kiat, bagi sejumlah karyawan HRD Riaupulp, menurut
wan Zack, tindakan itu merupakan persaingan bisnis yang tak sehat. Dan dinilai
merusak etika bisnis, "Selama ini karyawan kita telah mendapat ilmu
pengetahuan dan bimtek, yang cukup handal, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang
merekrut dengan sistem persaingan tak sehat..," ucap Wan Zak.
Sementara Humas Relation PT. Indah
Kiat, Nurul Huda ketika dihubungi via ponselnya Minggu petang (11/04/10)
mengaku belum mengetahui hal itu. Karena yang menghandel masalah adalah HRD.
Analisis:
Disini ada beberapa kesalahan yang
dilakukan oleh kedua perusahaan diatas. Hal pertama adalah kesalahan yang
dilakukan oleh PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) yang sudah melanggar Prinsip
Etika bisnis yaitu prinsip kejujuran, prinsip keadilan dan prinsip tidak
berbuat jahat dan berbuat baik. Pada prinsip kejujuran, perusahaan sudah ingkar
janji atau telah melanggar perjanjian dengan para karyawan mengenai pemberian
bonus jika target perusahaan tercapai,, perjanjian yang disepakati bersama
telah diabaikan oleh PT. RAPP
Pada prinsip keadilan, disini ada
kaitanya dengan prinsip kejujuran dimana perusahaan seharusnya memberikan
sesuatu yang sudah menjadi hak para karyawan tersebut, di mana prestasi dibalas
dengan kontra prestasi yang sama nilainya. Dan yang terakhir yaitu Prinsip
tidak berbuat jahat dan berbuat baik dimana pada kasus ini yang diuntungkan
hanya satu pihak yaitu pihak PT. RAPP, padahal akan lebih baik jika kedua belah
pihak merasa diuntungkan yaitu perusahaan mencapai targetnya dan para karyawan
mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Jika saja perusahaan lebih
memperhatikan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan maka hal-hal yang tidak
diinginkan seperti artikel diatas tidak akan terjadi.
Dan untuk PT. Indah kiat sebaiknya
jika permasalahan antara PT. RAPP dan para karyawannya belum diketahui secara
pasti akan lebih baik jika PT. Indah kiat untuk tidak mengambil keuntungan dari
konflik tersebut namun hal ini belum diketahui secara pasti karena dari pihak
PT. Indah kiat belum ada informasi pasti mengenai perekrutan karyawan PT. RAPP
http://noviyuliyawati.wordpress.com/2013/10/23/perilaku-etika-dalam-bisnis/
http://jamalah.wordpress.com/2011/12/16/perilaku-etika-dalam-bisnis/
http://rizkirenaldi92.blogspot.com/2013/11/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar